Kesetimbangan Pelarutan
AgCl(s) ↔ Ag + (aq) + Cl(aq)
Ks = Ksp = [Ag + ][Cl − ]
Kelarutan endapan atau zat pada umumnya tidak terlalu dipengaruhi oleh tekanan (kecuali jika tekanan sangat besar/ekstrim), tetapi sangat dipengaruhi oleh suhu sistem atau lingkungannya. Untuk zat-zat yang pelarutannya indotermis, kelarutannya akan meningkat dengan naiknya suhu, pada sistem larutan tertentu (misal, kelarutan gula makin besar dalam air panas) Sebaliknya dengan zat yang dalam pelarutannya bersifat eksotermis, akan makin tidak larut jika sistem larutan suhunya tinggi (missal K2SO4, akan makin mengendap dengan pemanasan).
Kelarutan zat juga dipengaruhi oleh....
jenis pelarut yang digunakan dalam system larutan. Garam NaCl atau gula yang larut dengan baik di air, menjadi kurang larut di alkohol, bahkan tidak larut pada kebanyakan pelarut organik lainnya. Fenomena pelarutan atau kelarutan ini tetap berprinsip pada azas Like Dissolve Like, zat polar akan larut dengan baik pada pelarut polar, dan zat nonpolar akan larut dengan baik pada pelarut nonpolar.Kelarutan suatu zat akan berkurang jika ke dalam larutan ditambahkan reagen yang mengandung ion sekutu (Efek ion sekutu atau efek garam).
AgCl(s) ↔ Ag + (aq) + Cl(aq)
Ks = Ksp = [Ag + ][Cl − ]
Dapat dijelaskan jika dari persamaan di atas, penambahan jumlah Ag+ akan menyebabkan nilai hasil perkalian kedua ion juga menjadi besar, sedangkan nilai Ks atau Ksp harus tetap, maka untuk kesetimbangan yang baru Cl harus berkurang. Hal ini akan terjadi dengan pembentukan garam AgCl sampai sedemikian hingga nilai hasil kali ionnya menjadi sama dengan Ksp-nya. Sebagai pedoman umum, dapat disimbolkan nilai hasil kali ion total asalah S, maka jika
S < Ksp, maka zat dalam larutan akan larut sempurna
S = Ksp, larutan dalam konsentrasi larutan jenuh
S > Ksp, maka zat akan mengendap dari larutan.
Asam-basa kompleks dalam air
Asam-basa kompleks dalam air
Perubahan kualitas badan air sering terjadi karena berubahnya komposisi ion-ion (kation maupun anion) sehingga air tidak sesuai lagi dengan peruntukannya, meskipun adanya senyawa-senyawa organik juga mempengaruhi kualitas air dengan signifikan. Karena itu menjadi sangat penting untuk memahami secara umum ciri-ciri khas larutan air zat-zat anorganik, sehingga memungkinkan untuk memberikan dugaan awal paparan zat yang ada dalam perairan.
Batasan umum tentang larutan adalah keadaan homogen yang diperoleh jika suatu zat (terlarut) dicampurkan/dilarutkan dalam zat lain (pelarut, misal air). Dalam analisis sifat kelistrikannya zat-zat dapat dimasukkan dalam dua kelompok penting menurut perilakunya bila arus listrik dialirkan melalui larutannya. Golongan pertama adalah zat-zat yang menghantarkan arus listrik, bahkan terjadi perubahan kimia pada zat tersebut selama listrik mengalir. Zat-zat dalam golongan ini disebut dengan elektrolit (dalam larutan disebut larutan elektrolit). Sedang golongan kedua adalah zat-zat yang tidak dapat menghantarkan arus listrik (meskipun dalam larutan berair), dan tak terjadi perubahan kimia, dinamakan nonelektrolit (dalam larutan disebut larutan nonelektrolit). Beberapa contoh elektrolit dalam air antara lain zat-zat asam, basa, dan garam (semua zat anorganik dengan beberapa pengecualian). Hampir semua zat organik adalah nonelektrolit, seperti gula, manosa, gliserin, ethanol, urea, dsb.
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan, bahwa zat yang berperilaku sebagai elektrolit dalam air, bisa menjadi bersifat nonelektrolit dalam pelarut lain. Dapat dijelaskan dengan kasus NaCl yang merupakan elektrolit kuat dalam air, menjadi nonelektrolit dalam pelarut eter atau heksana. Dalam keadaan leburannya, kebanyakan elektrolit menghantarkan listrik dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar